Kacamata tebal dengan bingkai plastik bukan lagi hanya untuk hipster, editor fashion, dan ahli komputer. Dalam dunia kriminal di AS, tampaknya kacamata tersebut menjadi aksesoris terbaru yang digunakan para tersangka untuk meyakinkan para juri bahwa mereka tidak bersalah.
Tahun 2010, lima orang didakwa melakukan pembunuhan berantai di Distrik Kolombia dan saat tampil di persidangan, mereka masing-masing menggunakan kacamata netral (tanpa minus/plus), demikian dikutip Washington Post.
Tahun 2010, lima orang didakwa melakukan pembunuhan berantai di Distrik Kolombia dan saat tampil di persidangan, mereka masing-masing menggunakan kacamata netral (tanpa minus/plus), demikian dikutip Washington Post.
Jaksa penuntut tertarik pada penampilan baru mereka dan membuat mereka menanyakan pada saksi apakah sebelumnya para tersangka memakai kacamata atau tidak, dan para saksi mengatakan tidak.
Rupanya kacamata tersebut jadi alat untuk membuat para tersangka terlihat lebih dapat dipercayai dan tidak terlalu mengintimidasi. Malah, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Forensic Psychology pada tahun 2008, menemukan bahwa para tersangka Afro Amerika dipandang lebih jujur, intelek, dan tidak berbahaya jika mereka memakai kacamata. Para tersangka dalam kasus pembunuhan di Washinton D.C. di atas, semuanya adalah orang Afro Amerika.
Ini bukan satu-satunya kasus di mana kacamata digunakan untuk mengelabui juri. Harvey Slovis, seorang pengacara pembela yang berada di New York, menyuruh semua kliennya untuk memakai kacamata di ruang persidangan. Menurut Washington Post, Slovis menyebutnya sebagai "pembelaan kutu buku."
Entah apakah kacamata berhasil memengaruhi juri atau tidak, pertanyaannya dari semua orang adalah apakah strategi semacam ini dapat diperbolehkan di persidangan. Apakah ini etis? Beberapa orang menyatakan tidak.
"Kacamata tersebut menunjukkan kamu ingin menyembunyikan," ujar Gladys Weatherspoon, seorang jaksa pembela yang berada di Washington, pada Washington Post. "Kacamata tersebut membuatmu terlihat semakin bersalah karena kacamata tersebut sama sekali bukan ciri khas mereka sebenarnya."
Patricia Jefferies, nenek dari seorang kasus pembunuhan D.C, tidak segan mengutarakan pendapatnya tentang kacamata yang dipakai para tersangka. "Kacamata tersebut memengaruhi juri, membuat juri memandang mereka sebagai anak baik-baik," ujar Jefferies pada Washington Post di luar ruang persidangan.
Menggunakan kacamata agar terlihat seperti anak baik-baik tak hanya marak terjadi di Amerika. Di Indonesia pun banyak tersangka melakukan hal yang sama. Setidaknya contohnya bisa kita lihat di sejumlah persidangan yang melibatkan selebritas. Selain kerudung, kacamata jadi salah satu aksesoris wajib untuk dipakai di hadapan hakim dan jaksa.
Menurut Anda sendiri bagaimana? Benarkah tersangka yang memakai kacamata jadi terlihat lebih alim dan "tak bersalah?"
1comments:
menurutku lebih seksi...hingga juri/hakim bisa berharap nantinya bisa kenalan jika kasusnya usai ...gitu deh :-D
Post a Comment