APABILA langit pada Sabtu malam nanti cerah, masyarakat Indonesia akan disuguhi fenomena alam gerhana bulan total. Fase peristiwa gerhana terakhir pada tahun ini akan terjadi pada Sabtu (10/12) mulai pukul 18.33 sampai 00.30. Gerhana ini cukup istimewa sebab menjadi gerhana bulan total terakhir pada tahun 2011.
Kepala Observatorium Bosscha, Hakim Luthfi Malasan, mengatakan puncak gerhana bulan total, yaitu ketika bayangan bumi menutupi seluruh bulan, akan terjadi pada pukul 21.06 sampai 21.57 atau selama 51 menit 8 detik.
"Gerhana akan terlihat di seluruh Indonesia. Tapi, yang paling jelas bisa disaksikan di Indonesia bagian barat. Bulan saat itu akan mulai terbit dari timur menuju utara. Pada ketinggian 22 derajat di atas garis horizontal," ujarnya saat ditemui di Observatorium Bosscha, Jumat (9/12).
Tahun ini, kata Hakim, terjadi dua kejadian gerhana bulan total yang terlihat di Indonesia. Gerhana bulan total pertama terjadi pada Juni lalu dan berlangsung setelah tengah malam. Kali ini, gerhana bulan total akan terjadi pada malam Minggu, sebelum tengah malam.
Karenanya, masyarakat bisa menyaksikannya sebelum tidur atau ketika menikmati akhir pekan di luar bersama keluarga atau kerabat.
Seperti gerhana bulan lainnya, bulan akan tertutup bayangan bumi yang berwarna merah pekat. Hakim mengatakan sebagian masyarakat melihat bayangan tersebut berwarna hitam.
Karenanya, masyarakat bisa menyaksikannya sebelum tidur atau ketika menikmati akhir pekan di luar bersama keluarga atau kerabat.
Seperti gerhana bulan lainnya, bulan akan tertutup bayangan bumi yang berwarna merah pekat. Hakim mengatakan sebagian masyarakat melihat bayangan tersebut berwarna hitam.
Namun, sebenarnya warna tersebut adalah merah kehitaman karena ada cahaya matahari yang terbiaskan oleh atmosfer bumi dan ikut mewarnai bayangan tersebut.
Pada peristiwa ini, bulan tidak melintasi pusat bayangan bumi sehingga gerhana akan lebih cepat berlalu jika dibandingkan dengan gerhana bulan total pada Juni yang berlangsung selama 101 menit.
Gerhana bulan terjadi akibat bulan, bumi, dan matahari berada pada satu garis lurus secara berurutan. Posisi bulan kebanyakan tidak terlalu berada pada garis yang benar-benar sejajar dengan bumi dan matahari sehingga terkadang terjadi gerhana bulan sebagian atau total.
Seperti fenomena hujan meteor, penampakan komet, dan fenomena astronomi lainnya, kata Hakim, gerhana bulan total hanya bisa dilihat oleh mata telanjang atau teleskop apabila langit malam tidak tertutup awan.
Meski demikian, masyarakat yang sangat ingin melihat proses gerhana tetapi tidak bisa melihatnya karena awan menutupi langit di daerahnya, masyarakat masih bisa menyaksikan fenomena alam tersebut melalui video streaming yang bisa diakses melalui situs Bosscha di www.bosscha.itb.ac.id. Bekerja sama dengan Kemenkominfo, ujar Hakim, Bosscha melakukan pengamatan gerhana di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Yogyakarta, Mataram, Pekanbaru, dan Bandung.
Karena itu, jika di Bandung langitnya tertutup awan, masyarakat bisa menyaksikan gerhana bulan melalui video streaming yang diambil dari kota-kota lainnya yang bisa saja langitnya lebih cerah melalui situs tersebut.
Menurut data yang dihimpun Observatorium Bosscha, sepanjang tahun ini terjadi dua gerhana bulan total dan empat gerhana matahari sebagian. Dua gerhana bulan total dapat disaksikan dari wilayah Indonesia, tetapi empat gerhana matahari sebagian tidak bisa terlihat dari wilayah Indonesia.
Empat gerhana matahari tersebut, menurut dia, hanya terlihat di belahan bumi utara. Baru pada 2016, kata Hakim, gerhana matahari total akan bisa disaksikan di Indonesia.
Astronom Ma'rufin Sudibyo dalam posting di jejaring sosialnya, Minggu (4/12), seperti dikutip kompas.com, mengatakan, ada yang unik dari gerhana kali ini. Saat totalitas terjadi, bulan akan tampak berada di depan Bimasakti. Jadi, jika dilihat, di belakang bulan berdarah akan tampak kabut tipis.
Bimasakti adalah galaksi tempat bumi bernaung. Ma'rufin mengatakan, Bimasakti juga "monster" yang telah menelan galaksi-galaksi kecil lain serta merupakan salah satu galaksi tertua di semesta.
Bulan berdarah juga akan memiliki beberapa pendamping malam Minggu nanti. Salah satunya Yupiter, yang sejak beberapa waktu lalu terus-menerus tampak dan bisa dilihat dengan mata telanjang.
Selain itu, bintang Sirius yang menjadi bintang paling terang setelah Matahari juga akan terlihat. Ada juga gugus tujuh bintang bersaudara atau Pleiades. Galaksi Awan Magellan Kecil dan Besar juga akan terlihat.
Semua benda langit yang terlihat saat gerhana menjanjikan pemandangan yang menarik pada malam Minggu nanti. Akan tetapi, semua bisa lenyap tak terlihat jika langit berawan dan hujan. Jadi, berdoa saja hal itu tak terjadi.
Menurut data yang dihimpun Observatorium Bosscha, sepanjang tahun ini terjadi dua gerhana bulan total dan empat gerhana matahari sebagian. Dua gerhana bulan total dapat disaksikan dari wilayah Indonesia, tetapi empat gerhana matahari sebagian tidak bisa terlihat dari wilayah Indonesia.
Empat gerhana matahari tersebut, menurut dia, hanya terlihat di belahan bumi utara. Baru pada 2016, kata Hakim, gerhana matahari total akan bisa disaksikan di Indonesia.
Astronom Ma'rufin Sudibyo dalam posting di jejaring sosialnya, Minggu (4/12), seperti dikutip kompas.com, mengatakan, ada yang unik dari gerhana kali ini. Saat totalitas terjadi, bulan akan tampak berada di depan Bimasakti. Jadi, jika dilihat, di belakang bulan berdarah akan tampak kabut tipis.
Bimasakti adalah galaksi tempat bumi bernaung. Ma'rufin mengatakan, Bimasakti juga "monster" yang telah menelan galaksi-galaksi kecil lain serta merupakan salah satu galaksi tertua di semesta.
Bulan berdarah juga akan memiliki beberapa pendamping malam Minggu nanti. Salah satunya Yupiter, yang sejak beberapa waktu lalu terus-menerus tampak dan bisa dilihat dengan mata telanjang.
Selain itu, bintang Sirius yang menjadi bintang paling terang setelah Matahari juga akan terlihat. Ada juga gugus tujuh bintang bersaudara atau Pleiades. Galaksi Awan Magellan Kecil dan Besar juga akan terlihat.
Semua benda langit yang terlihat saat gerhana menjanjikan pemandangan yang menarik pada malam Minggu nanti. Akan tetapi, semua bisa lenyap tak terlihat jika langit berawan dan hujan. Jadi, berdoa saja hal itu tak terjadi.
Sumber: Tribun-News
~~000000000~~